Senin, 12 Juni 2017

AGAMA ADALAH HIDAYAH

       
       Apa itu agama? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, agama merupakan system atau ajaran yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia serta lingkungannya. Di dunia ini, banyak sekali berbagai agama yang dianut oleh manusia. Islam, Hindu, Budha, Kristen, Khatolik, Konghucu, dan lain-lain. Agama tidak begitu saja diturunkan ke dalam diri kita sejak lahir, karena agama merupakan sebuah hidayah.


            Hidayah merupakan petunjuk yang diberikan oleh Tuhan agar kita dapat memiliki sebuah tujuan yang baik. Saat kita lahir, Tuhan telah memberikan hidayahnya kepada kita berupa agama yang kita anut saat ini. Tanpa sebuah hidayah, mungkin saat ini kita tidak memiliki tujuan dalam hidup bahkan tak mengenal agama. Namun, ada yang beranggapan bahwa agama itu merupakan warisan orang tua kita. Perlu kita ketahui, bahwa agama tidak begitu saja diwariskan kepada kita lewat orang tua kita.
            Warisan sendiri berarti peninggalan yang diberikan oleh pewaris kepada ahli warisnya. Warisan juga sesuatu yang dimiliki seseorang yang kemudian diberikan kepada orang lain (ahli waris). Artinya, jika agama merupakan warisan dari orang tua, maka kita sama saja mengesampingkan Tuhan yang sudah menggariskan kita sejak di dalam kandungan untuk memiliki agama apa. Karena jika agama merupakan warisan orang tua, berarti agama adalah pemberian orang tua, padahal sejatinya agama merupakan pemberian dari Tuhan, bukan pemberian dari orang tua.
            Warisan juga merupakan amanah yang diberikan kepada ahli warisnya agar selalu menjaganya atau mempergunakannya dengan baik. Namun nyatanya, di dunia ini banyak sekali manusia yang berpindah agama karena berbagai macam petunjuk yang ia terima. Contoh pemilik jejaring sosial Facebook, Mark Zurkerberg. Dahulu ia merupakan Yahudi, seperti yang orang tuanya anut. Akan tetapi kemudian ia memutuskan untuk menjadi Atheis karena berbagai hal. Ini membuktikan bahwa agama tidak 100% warisan. Karena setiap manusia pasti diberikan petunjuk untuk tetap menganut agama yang ia anut atau berpindah agama setelah melalui berbagai peristiwa/petunjuk. Seperti yang diketahui, bahwa warisan merupakan amanah yang harus dijaga baik-baik, namun banyak kasus seseorang yang berpindah agama. Contoh lain, seperti kisah keluarga Bhineka Tunggal Ika” asal Bantul, Yogyakarta.
            Tepatnya di Dusun Mandingan, Desa Ringinharjo, Kabupaten Bantul, di sana terdapat sebuah keluarga yang memiliki keyakinan yang berbeda-beda. Mulai dari Ayah, Ibu, Anak pertama dan Anak kedua, mereka memiliki agama yang berbeda-beda. Ayahnya menganut ajaran Islam, Ibunya merupakan seorang Budha, Sedang Anak pertama dan kedua menganut agama Kristen Karismatik dan Kristen Jawa. Keluarga tesebut merupakan keluarga dari Bapak Djoni Efendi Halim. Mereka hidup saling berdampingan tanpa menimbulkan konflik karena kepercayaan yang berbeda-beda. Jika memang agama merupakan warisan dari orang tua, mengapa masih ada contoh satu keluarga yang memiliki agama yang berbeda dari orang tuanya? Ketika agama bisa disebut sebagai warisan orang tua, itu berarti kita harus dan mau nggak mau harus mengikuti orang tua kita. Padahal banyak kasus bahwa satu keluarga memiliki perbedaan agama sejak kecil.
            Itulah mengapa kurang tepat jika kita menyimpulkan bahwa agama merupakan warisan. Karena tidak semua manusia mengikuti agama dari orang tuanya bahkan sejak lahir. Namun, kembali kepada diri kita masing-masing. Apakah kita mau beranggapan bahwa agama merupakan warisan dari orang tua apa agama merupakan sebuah hidayah yang diturunkan oleh Tuhan kita kepada kita sejak kita berada di dalam kandungan. Ini hanyalah sebuah opini dan setiap orang diperbolehkan untuk beropini dan saling memberikan komentar.

Oleh: Deaska E. Satya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar