Pernah nggak sih, kalian mengalami keraguan di dalam hati kalian? Rasanya itu antara yakin dan tidak yakin dengan apa yang kita rasakan. Apalagi di dalam suatu hubungan percintaan. Pasti kalian pernah merasakan keraguan. Ragu apakah dia serius sama kita atau tidak, ragu apakah dia benar-benar orang baik atau tidak, ragu apakah dia setia atau tidak, dan lain-lain.
Rasanya, perasaan seperti itu menjadi hal yang “wajib” dalam sebuah hubungan percintaan. Setiap kali kita menjalani sebuah hubungan, pasti pernah merasakan keraguan. Apalagi jika si dia dulunya sering menyakiti kita, kemudian dia sadar dan tidak akan mengulanginya. Kita pasti senang mendengar dia tidak ingin mengulangi kesalahannya dan berusaha untuk berubah. Tetapi lagi-lagi, keraguan menghalangi perasaan bahagia itu. Seakan-akan kita tidak diizinkn untuk percaya kepada si dia. Mungkin hal itu wajar karena kita mengalami trauma di masa lalu yang pernah si dia lakukan kepada kita.
Keraguan itu entah mengapa sangat sulit dihilangkan apalagi jika kita memiliki trauma buruk di masa lalu bersama si dia. Ya, mungkin hal itu terlihat berlebihan dan salah. Karena di dalam suatu hubungan, kita diwajibkan untuk selalu percaya kepada pasangan kita. Jika kita ingin memiliki hubungan yang langgeng, kita memang diharuskan untuk membuang segala keraguan yang menghalangi kebahagiaan bersama si dia. Tetapi tetap saja, sangat sulit dalam mempraktekkannya. Apakah ini hal yang wajar? Sepertinya antara wajar dan tidak wajar ya?
Lucunya lagi, ketika kita bertemu dan berduaan dengan si dia, kita benar-benar merasakan kenyamanan seperti biasanya. Bercanda, ngobrol banyak, saling menjahili, dll. Namun ketika sedang tidak bersama, keraguan itu muncul kembali meskipun sikap dia biasa saja seperti tetap memberi kabar ke kita, perhatian, video call/telfon, dll. Entah bagaimana cara untuk menghilangkan keraguan ini. Meskipun pada kenyataannya, perasaan ragu itu sangat mengganggu kita.
Rasa trauma di masa lalu itu memang mengerikan dampaknya. Apalagi si dia melakukannya berkali-kali. Pasti bakal sulit mengembalikan kepercayaan kita kepada si dia. Saat kita merasakan keraguan itu, terkadang kita memilih untuk diam dan memendamnya. Alasannya simple, karena takut jika diceritakan ke si dia, si dia bakal berfikir kalau kita masih mengungkit2 masa lalu dan tidak percaya kepada dia. Ujung-ujungnya menjadi masalah lagi dan berantem lagi. Terus seperti itu siklusnya. Itulah sebabnya kita terkadang memilih memendamnya saat rasa ragu itu muncul.
Sebenarnya, ada solusi yang simple namun sulit dipraktekkan. Ya, jalani saja dulu. Solusi itu memang terlihat simple, tetapi bakal sulit dipraktikkan. Sebaiknya memang kita dianjurkan untuk menjalani dulu hubungan ini dengan dia yang mengatakan kalau tidak ingin mengulangi kesalahannya dulu. Lihat perkembangannya apakah dia nanti bakal mengulanginya atau tidak. Saat perasaan ragu itu muncul, alihkan saja dengan mengingat kebaikan si dia selama ini. Mungkin bagi sebagian orang cara ini tetap sulit menghilangkan keraguan. Tetapi tidak ada salahnya untuk dicoba. Jika suatu saat si dia mengulanginya lagi, ucapkan selamat tinggal kepada si dia. Ya, lebih baik tinggalkan dia dengan sifat buruknya itu. Biasanya, saat orang ditinggal oleh yang dia sayangi, dia kedepannya akan sadar dan merubah sifat buruknya. Jika kita tetap memaksakan sebuah hubungan dengan rasa keraguan tinggi, pasti kedepannya akan sulit menemukan kebahagiaan. Kecuali jika kita mampu melawan keraguan itu dan si dia memang benar-benar sudah sadar kemudian bersikap layaknya sebagai manusia normal.