PENDAHULUAN
Pengangguran merupakan seseorang yang tidak mempunyai pekerjaan sama
sekali, sedang mencari pekerjaan, bekerja kurang dari dua hari selama satu
minggu, atau seseorag yang sedang berusaha mencari pekerjaan yang layak.
Umumnya, pengangguran terjadi disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak
sebanding atau lebih besar jumlahnya ketimbang jumlah lapangan kerja yang
tersedia. Sektor yang paling besar terkena dampak ari pengangguran tersebut
adalah sector perekonomian. Pasalnya, dengan adanya pengangguran maka
produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga akan menimbukan
keiskinn di lingkup masyarakat. Disamping itu juga akan berampak pada
maalah-masalah social lainnya seperti tingkat kriminalitas di lingkungan
masyarakat meningkat. Ketiadaan pendapatan yang disebabkan dari masyarakat yang
menganggur membuat mereka harus mengurangi pengeluaran mereka yang beakibat
menurunnya ksejahteraan masyarakat.
Pengangguran
sendiri dapat dibedakan menjadi beberapa bagian. Pengangguran yang berdasarkan
pada jam kerja yaitu pengangguran terselubung, setengah menganggur, dan
penganggura terbuka. Sedangkan menurut penyebab terjadinya, pengangguran
dibedakan menjadi 7, diantaranya pengangguran friksional, pengangguran
structural, pengangguran teknologi, pengangguran sikikal, pengangguran musiman,
setengah menganggur, dan pengangguran tidak kentara.
Dampak
yang lebih jauh lagi ialah timbulnya efek psikologis yang buruk terhadap
penganggur dan keluarganya. Jika tingkat pengangguran sangat tinggi juga akan
menyebabkan kekacauan politik dan ketentraman sehingga mengusik pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Lebih parahnya lagi, pengangguran akan mngakibatkan
pendapatan per kapita suatu Negara akan menurun. Bagi masyarakat sendiri,
pengangguran dapat menyebabkan menghilangnya keterampilan masyarakat dan
menimbulkan ketidakstabilan social dan politik.
Di
Indonesia sendiri, Jumlah pengangguran mencapai 7.24 juta jiwa di Tahun 2013
tepatnya per Agustus lalu. Sedangkan jumlah penduduk miskin di tahun 2012
sendiri menyentuh angka 29.13 juta jiwa atau 11.96 % dari jumlah penduduk di
Indonesia (koran-jakarta.com). Dari data tersebut menunjukkan bahwa angka
pengangguran di Indonesia cukup tinggi. Jika hal ini dibiarkan, maka akan
bedampak besar bagi perkembangan Negeri ini.
Di
wilayah kecil seperti Kabupaten Magelang, jumlah pengangguran menyumbang angka
132.132 jiwa ditahun 2010 silam dari total penduduknya saat iu yang berjumlah
1.2 juta jiwa. Tingkat pengangguran di Kabupaten Magelang sendiri disebabkan
karena jumlah angkatan kerja tidak seimbang daripada jumlah kesempatan kerja
yang ada. Setiap tahunnya, Kabupaten Magelang mengalami peningkatan jumlah
angkatan kerja sekitar 28 ribu jiwa. Hal ini memang dirasa sedikit, namun jika
dibiarkan pasti akan menjai masalah yang rumit dan berdampak buruk bagi kemajuan
Kabupaten Magelang disektor social dan ekonomi. Dari angka 28 ribu jiwa yang
disebutkan diatas merupakan para pencari surat kuning atau AK 1 seperti yang
diungkapkan Kepala Dinas Tenaga Kerja, Sosial, dan Transmigrasi
(Disnakersostrans) Kabupaten Magelang, Nurhuda. Lebih jelasnya lagi akan dijelaskan
di bagian isi berikut ini.
ISI
Seperti yang telah di jelaskan di
dalam pendahuluan, jumlah pengangguran di Kabupaten Magelang di tahun 2010 cukup
tinggi. Karena menyentuh angka 132.132 jiwa dari 1.2 juta jiwa penduduk
Kabupaten Magelang. Hal ini dikarenakan jumlah angkatan kerja tidak sebanding
dengan jumlah kesempatan kerja yang tersedia. Disamping itu juga pemikiran dari
masyarakat Kabupaten Magelang sendiri masih terlalu sempit. Karena mereka
berfikir bahwa jika sudah lulus sekolah, maka mereka lebih memilih mencari
kerja. Permasalahan ini berakibat pada meningkatnya jumlah angkatan kerja yang
notabene tidak seimbang dengan jumlah kesempatan kerja yang ada. Dan menurut
Nurhuda selaku Ketua Disnakersostrans, jumlah angkatan keja setiap tahunnya
meningkat.
Sayangnya
BPS tidak dapat menampilkan statistik dan data yang bisa dijadikan referensi
terkait pengangguran di Kabupaten Magelang. Saya hanya bisa memberikan
informasi yang terbatas dalam persoalan jumlah pengangguran di Kabupaten
Magelang. Dan itupun hanya ada di Tahun 2010 dan 2011 saja. Menurut pengamatan
saya, jenjang pendidikan yang menjad pengangguran di Kabupaten Magelang adalah
jenjang Sekolah Dasar. Pasalnya tuntutan syarat pekerjaan saat ini adalah
lulusan minimal SMA dan sederajat. Karena lulusan dari sekolah menengh tersebut
dirasa lebih siap bekerja ketimbang lulusan sekolah dasar atau bahkan yang
tidak bersekolah. Seperti halnya ditempat tinggal saya dan beberapa daerah sekitar
tempat tinggal saya, pengangguran disana kebanyakan lulusan dari SD dan SMP.
Karena persyaratan kerja yang tadi saya sebutkan di atas tidak mampu di lampaui
mereka yang menganggur. Sehingga mereka terjebak di lubang pengangguran. Namun
yang jelas, dari pihak Disnakersostrans sendiri sudah memberikan beberapa
alternatif untuk mengatasi pengangguran di Kabupaten Magelang. Seperti dengan
mengadakan sosialisasi-sosialisasi ke berbagai sekolah-sekolah di seluruh wilayah
Kabupaten Magelang khususnya sekolah
menengah kejuruan.
Disnakersostrans
memberikan sosialisasi tentang kesempatan-kesempatan kerja di sejumlah
perusahaan agar merek setelah lulus tidak buta akan informasi terkait
pekerjaan. Sosialisasi yang dilakukan tersebut difouskan di sekolah-sekolah
pelosok Kabupaten Magelang yang notabene sekolah pelosok tersebut miskin akan
informasi kesempatan keja. Hal ini bertujuan agar kesempatan kerja mejadi
merata untuk menekan pengangguran yang aa di Kabupaten Magelang. Menurut
Walikota Magelang pada tahun 2012 lalu, Ir. Singgih Sanyoto, mngatakan bahwa
banyak investor yang akan masuk ke Kabupaten Magelang. Dari Investor yang masuk
inilah kesempatan bagi Kabupaten Magelang untuk menekan pengangguran yang ada
di wilayah tersebut. Karena jika banyak investor masuk, maka akan terbukalah
kesempatan kerja bagi para penganggur yang ada di Kabupaten Magelang.
Untuk
tahun 2011 sendiri Disnakesostrans telah behasil menekan angka pengangguran
hingga hanya mencapai 33.103 jiwa saja. Hal ini membuktikan bahwa Kabupaten
Magelang telah berhasil menekan pengangguran. Penekanan pengangguran ini tidak
hanya mensosialisaikan ke sekolah-sekolah menengah saja, tetapi juga
menggunakan berbagai cara. Diantaranya adalah melalui pelatihan berbasis
kompetensi, pelatihan bebasis masyarakat, serta pelatihan kerja keliling atau
Mobile Training Unit bagi desa-desa yang menyumbang banyak pengangguran dan
juga yang sempat terkena dampak bencana Merapi.
Kantor
Pendidikan dan Pelatihan Ketenagakerjaan Aparatur Kabupaten Magelang mengadakan
Pelatihan Berbasis Kompetensi 10 paket untuk 160 peserta, yang dibiayai APBN
tahun 2011. Dan tiap paket tersebut dilaksanakan 30 hari kerja. Sehingga
pelatihan seluruhnya 36 paket, karena masih disediakan 26 paket pelatihan untuk
416 peseta. Bupati Magelang pada saat itu meminta kantor Diklat Ketenagakerjaan
Aparatur mampu menjawab tuntutan peningkatan kualitas, kompetensi, dan
produktivitas sumber daya manusia dibidang ketenagakerjaan. “Diklat keterampilan, hendaknya tidak sekedar
dimaknai sebagai rutinitas.” kata Bupati yang diwakili Asisten II Sekda Bidang
Enomi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, Drs. Dwi Agus Indarjo MM Kamis, 23
Juni 2011.
Disamping
solusi yang diberikan PemKab Magelang, saya juga akan memaparkan solusi untuk
permasalahan pengangguran di Kabupaten
Magelang. Dengan cara membuat wirausaha yang bisa memberikan lapangan pekerjaan
bagi banyak kalangan masyarakat. Misalkan membentuk usaha warung makan, tempat
potong rambut, toko sepatu, dan lain-lain yang bisa membuka lapangan pekerjaan.
Disamping bisa memberikan lapangan pekerjaan bagi para pengangguran di
Kabupaten Magelang, juga bisa menyumbang PAD dari sektor pajak serta menunjang
kemajuan Kabupaten Magelang. Kemajuan yang terjadi yaitu dari sektor pembangunan.
Jika bisa membangun usaha di daerah pariwisata juga pasti akan menunjang
kemajuan pariwisata di Kabupaten Magelang. Jadi pembangunan wirausaha dari
swasta ini akan memberikan dampak positif baik untuk pengangguran, tetapi juga
kemajuan pariwisata, pembangunan, dan menambah PAD Kabupaten Magelang.
KESIMPULAN
Pengangguran merupakan penyakit yang perlu
dibasmi agar tidak menghambat pertumbuhan ekonomi dan sosial di Kabupaten
Magelang. Obat yang digunakan dalam membasmi pengangguran yang ada di Kabupaten
Magelang adalah dengan mengadakan sosialisasi di sekolah-sekolah agar mereka
tidak langsung berfikir setelah selesai sekolah langsung bekerja. Tiak hanya
itu, perlu adanya pelatihan keja bagi masyarakat yang sudah terlanjur menjadi
pengangguran agar mereka bisa bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Walaupun
saya tidak bisa menampilkan data dan statistik terkait pengangguran di
Kabupaten Maglang, namun ada beberapa wilayah di Kabupaten Magelang yang saya
amati, ternyata pendidikan terakhir masyarakat yang tidak memiiki pekrjaan
adalah SD dan SMP. Merela tidak dapat mendapatkan pekerjaan karena syarat kerja
saat ini adalah minimal jenjang SMA dan sederajat. Yang bisa dilakukan hanyalah
mengikuti pelatihan dan penyuluhan yang dibentuk oleh PemKab Magelang agar
mereka tidak selamanya terjebak di lubang pengangguran.
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar