Rabu, 11 Desember 2013

Analisis Pengangguran di Kabupaten Magelang

PENDAHULUAN
            Pengangguran merupakan  seseorang yang tidak mempunyai pekerjaan sama sekali, sedang mencari pekerjaan, bekerja kurang dari dua hari selama satu minggu, atau seseorag yang sedang berusaha mencari pekerjaan yang layak. Umumnya, pengangguran terjadi disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding atau lebih besar jumlahnya ketimbang jumlah lapangan kerja yang tersedia. Sektor yang paling besar terkena dampak ari pengangguran tersebut adalah sector perekonomian. Pasalnya, dengan adanya pengangguran maka produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga akan menimbukan keiskinn di lingkup masyarakat. Disamping itu juga akan berampak pada maalah-masalah social lainnya seperti tingkat kriminalitas di lingkungan masyarakat meningkat. Ketiadaan pendapatan yang disebabkan dari masyarakat yang menganggur membuat mereka harus mengurangi pengeluaran mereka yang beakibat menurunnya ksejahteraan masyarakat.
           
Pengangguran sendiri dapat dibedakan menjadi beberapa bagian. Pengangguran yang berdasarkan pada jam kerja yaitu pengangguran terselubung, setengah menganggur, dan penganggura terbuka. Sedangkan menurut penyebab terjadinya, pengangguran dibedakan menjadi 7, diantaranya pengangguran friksional, pengangguran structural, pengangguran teknologi, pengangguran sikikal, pengangguran musiman, setengah menganggur, dan pengangguran tidak kentara.
           
Dampak yang lebih jauh lagi ialah timbulnya efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Jika tingkat pengangguran sangat tinggi juga akan menyebabkan kekacauan politik dan ketentraman sehingga mengusik pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Lebih parahnya lagi, pengangguran akan mngakibatkan pendapatan per kapita suatu Negara akan menurun. Bagi masyarakat sendiri, pengangguran dapat menyebabkan menghilangnya keterampilan masyarakat dan menimbulkan ketidakstabilan social dan politik.
           
Di Indonesia sendiri, Jumlah pengangguran mencapai 7.24 juta jiwa di Tahun 2013 tepatnya per Agustus lalu. Sedangkan jumlah penduduk miskin di tahun 2012 sendiri menyentuh angka 29.13 juta jiwa atau 11.96 % dari jumlah penduduk di Indonesia (koran-jakarta.com). Dari data tersebut menunjukkan bahwa angka pengangguran di Indonesia cukup tinggi. Jika hal ini dibiarkan, maka akan bedampak besar bagi perkembangan Negeri ini.
           
Di wilayah kecil seperti Kabupaten Magelang, jumlah pengangguran menyumbang angka 132.132 jiwa ditahun 2010 silam dari total penduduknya saat iu yang berjumlah 1.2 juta jiwa. Tingkat pengangguran di Kabupaten Magelang sendiri disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak seimbang daripada jumlah kesempatan kerja yang ada. Setiap tahunnya, Kabupaten Magelang mengalami peningkatan jumlah angkatan kerja sekitar 28 ribu jiwa. Hal ini memang dirasa sedikit, namun jika dibiarkan pasti akan menjai masalah yang rumit dan berdampak buruk bagi kemajuan Kabupaten Magelang disektor social dan ekonomi. Dari angka 28 ribu jiwa yang disebutkan diatas merupakan para pencari surat kuning atau AK 1 seperti yang diungkapkan Kepala Dinas Tenaga Kerja, Sosial, dan Transmigrasi (Disnakersostrans) Kabupaten Magelang, Nurhuda. Lebih jelasnya lagi akan dijelaskan di bagian isi berikut ini.


ISI
            Seperti yang telah di jelaskan di dalam pendahuluan, jumlah pengangguran di Kabupaten Magelang di tahun 2010 cukup tinggi. Karena menyentuh angka 132.132 jiwa dari 1.2 juta jiwa penduduk Kabupaten Magelang. Hal ini dikarenakan jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah kesempatan kerja yang tersedia. Disamping itu juga pemikiran dari masyarakat Kabupaten Magelang sendiri masih terlalu sempit. Karena mereka berfikir bahwa jika sudah lulus sekolah, maka mereka lebih memilih mencari kerja. Permasalahan ini berakibat pada meningkatnya jumlah angkatan kerja yang notabene tidak seimbang dengan jumlah kesempatan kerja yang ada. Dan menurut Nurhuda selaku Ketua Disnakersostrans, jumlah angkatan keja setiap tahunnya meningkat.
           
Sayangnya BPS tidak dapat menampilkan statistik dan data yang bisa dijadikan referensi terkait pengangguran di Kabupaten Magelang. Saya hanya bisa memberikan informasi yang terbatas dalam persoalan jumlah pengangguran di Kabupaten Magelang. Dan itupun hanya ada di Tahun 2010 dan 2011 saja. Menurut pengamatan saya, jenjang pendidikan yang menjad pengangguran di Kabupaten Magelang adalah jenjang Sekolah Dasar. Pasalnya tuntutan syarat pekerjaan saat ini adalah lulusan minimal SMA dan sederajat. Karena lulusan dari sekolah menengh tersebut dirasa lebih siap bekerja ketimbang lulusan sekolah dasar atau bahkan yang tidak bersekolah. Seperti halnya ditempat tinggal saya dan beberapa daerah sekitar tempat tinggal saya, pengangguran disana kebanyakan lulusan dari SD dan SMP. Karena persyaratan kerja yang tadi saya sebutkan di atas tidak mampu di lampaui mereka yang menganggur. Sehingga mereka terjebak di lubang pengangguran. Namun yang jelas, dari pihak Disnakersostrans sendiri sudah memberikan beberapa alternatif untuk mengatasi pengangguran di Kabupaten Magelang. Seperti dengan mengadakan sosialisasi-sosialisasi ke berbagai sekolah-sekolah di seluruh wilayah Kabupaten Magelang khususnya  sekolah menengah kejuruan.
           
Disnakersostrans memberikan sosialisasi tentang kesempatan-kesempatan kerja di sejumlah perusahaan agar merek setelah lulus tidak buta akan informasi terkait pekerjaan. Sosialisasi yang dilakukan tersebut difouskan di sekolah-sekolah pelosok Kabupaten Magelang yang notabene sekolah pelosok tersebut miskin akan informasi kesempatan keja. Hal ini bertujuan agar kesempatan kerja mejadi merata untuk menekan pengangguran yang aa di Kabupaten Magelang. Menurut Walikota Magelang pada tahun 2012 lalu, Ir. Singgih Sanyoto, mngatakan bahwa banyak investor yang akan masuk ke Kabupaten Magelang. Dari Investor yang masuk inilah kesempatan bagi Kabupaten Magelang untuk menekan pengangguran yang ada di wilayah tersebut. Karena jika banyak investor masuk, maka akan terbukalah kesempatan kerja bagi para penganggur yang ada di Kabupaten Magelang.
           
Untuk tahun 2011 sendiri Disnakesostrans telah behasil menekan angka pengangguran hingga hanya mencapai 33.103 jiwa saja. Hal ini membuktikan bahwa Kabupaten Magelang telah berhasil menekan pengangguran. Penekanan pengangguran ini tidak hanya mensosialisaikan ke sekolah-sekolah menengah saja, tetapi juga menggunakan berbagai cara. Diantaranya adalah melalui pelatihan berbasis kompetensi, pelatihan bebasis masyarakat, serta pelatihan kerja keliling atau Mobile Training Unit bagi desa-desa yang menyumbang banyak pengangguran dan juga yang sempat terkena dampak bencana Merapi.
           
Kantor Pendidikan dan Pelatihan Ketenagakerjaan Aparatur Kabupaten Magelang mengadakan Pelatihan Berbasis Kompetensi 10 paket untuk 160 peserta, yang dibiayai APBN tahun 2011. Dan tiap paket tersebut dilaksanakan 30 hari kerja. Sehingga pelatihan seluruhnya 36 paket, karena masih disediakan 26 paket pelatihan untuk 416 peseta. Bupati Magelang pada saat itu meminta kantor Diklat Ketenagakerjaan Aparatur mampu menjawab tuntutan peningkatan kualitas, kompetensi, dan produktivitas sumber daya manusia dibidang ketenagakerjaan.  “Diklat keterampilan, hendaknya tidak sekedar dimaknai sebagai rutinitas.” kata Bupati yang diwakili Asisten II Sekda Bidang Enomi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, Drs. Dwi Agus Indarjo MM Kamis, 23 Juni 2011.  

Disamping solusi yang diberikan PemKab Magelang, saya juga akan memaparkan solusi untuk permasalahan  pengangguran di Kabupaten Magelang. Dengan cara membuat wirausaha yang bisa memberikan lapangan pekerjaan bagi banyak kalangan masyarakat. Misalkan membentuk usaha warung makan, tempat potong rambut, toko sepatu, dan lain-lain yang bisa membuka lapangan pekerjaan. Disamping bisa memberikan lapangan pekerjaan bagi para pengangguran di Kabupaten Magelang, juga bisa menyumbang PAD dari sektor pajak serta menunjang kemajuan Kabupaten Magelang. Kemajuan yang terjadi yaitu dari sektor pembangunan. Jika bisa membangun usaha di daerah pariwisata juga pasti akan menunjang kemajuan pariwisata di Kabupaten Magelang. Jadi pembangunan wirausaha dari swasta ini akan memberikan dampak positif baik untuk pengangguran, tetapi juga kemajuan pariwisata, pembangunan, dan menambah PAD Kabupaten Magelang.



KESIMPULAN
   Pengangguran merupakan penyakit yang perlu dibasmi agar tidak menghambat pertumbuhan ekonomi dan sosial di Kabupaten Magelang. Obat yang digunakan dalam membasmi pengangguran yang ada di Kabupaten Magelang adalah dengan mengadakan sosialisasi di sekolah-sekolah agar mereka tidak langsung berfikir setelah selesai sekolah langsung bekerja. Tiak hanya itu, perlu adanya pelatihan keja bagi masyarakat yang sudah terlanjur menjadi pengangguran agar mereka bisa bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Walaupun saya tidak bisa menampilkan data dan statistik terkait pengangguran di Kabupaten Maglang, namun ada beberapa wilayah di Kabupaten Magelang yang saya amati, ternyata pendidikan terakhir masyarakat yang tidak memiiki pekrjaan adalah SD dan SMP. Merela tidak dapat mendapatkan pekerjaan karena syarat kerja saat ini adalah minimal jenjang SMA dan sederajat. Yang bisa dilakukan hanyalah mengikuti pelatihan dan penyuluhan yang dibentuk oleh PemKab Magelang agar mereka tidak selamanya terjebak di lubang pengangguran.


REFERENSI



Tidak ada komentar:

Posting Komentar